Pedagang : Bawang Putih Pasokannya Berkurang dan Sempat Menghilang - KOMPETISINEWS | INFO PERSAINGAN USAHA

.


Home » , , » Pedagang : Bawang Putih Pasokannya Berkurang dan Sempat Menghilang

Pedagang : Bawang Putih Pasokannya Berkurang dan Sempat Menghilang

Written By Redaktur on Monday, October 21, 2013 | 10:46 PM

KPPU menghadirkan saksi pedagang bawang putih dari pasar induk Kramat Jati
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) hari ini, Senin, 21 Oktober 2013, kembali menggelar sidang lanjutan kasus dugaan kartel bawang putih. Dalam sidang itu, dua orang pedagang diundang sebagai saksi. 

Anas yang sudah 29 tahun menjadi pedagang berbagai sayuran di Pasar Induk Kramat Jati adalah salah satu saksi yang diperiksa. Menurut dia, pasokan bawang putih sempat berkurang drastis, bahkan menghilang di awal tahun 2013 lalu. "Minggu kedua Januari itu harga mulai naik, sampai awal Maret harganya sudah Rp 40 ribu per kilogram di pedagang besar, tapi barangnya sudah susah dicari," ujarnya.

Anas mengaku terakhir kali mendapat pasokan dari CV Mekar Jaya pada 26 Februari 2013. "Waktu itu, cari di supermarket pun sulit," ujarnya. Anas mendapat bawang putih dari CV Mekar Jaya lewat agen dan distributor. Meski begitu, Anas ragu hilangnya pasokan bawang putih awal tahun lalu akibat penimbunan. "Risikonya tinggi, salah-salah membusuk," katanya.

Pedagang lain, Hadi Candra, juga memberikan kesaksian senada dengan Anas. Hadi, yang dalam sepekan bisa menjual hingga 3 ton bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati membeli dari dua importir. Selain CV Mekar Jaya, ia juga berhubungan dengan CV Agro Nusa Permai. Berdagang sejak 1986, ia menyatakan baru sekali merasakan bawang putih menghilang di pasaran yakni antara akhir Februari hingga awal Maret 2013. "Importirnya sendiri bilang kalau mereka berhenti impor karena izinnya belum keluar," ujarnya.

Menurut Hadi, saat ini ia dan kebayakan pedagang lain di Pasar Induk Kramat Jati hanya menjual bawang putih impor. Penyebabnya, pasokan bawang putih lokal memang sudah sangat jarang. Ia sendiri mengaku terakhir kali menjual bawang putih lokal pada 1992.

Menurutnya, dengan bonggol-bonggol yang lebih besar, tampilan fisik bawang putih impor memang jauh lebih baik dibanding yang lokal. Tetapi, rasa bawang putih lokal jauh lebih tajam, sehingga penggunaannya dalam masakan pun lebih hemat. "Pembeli dulu sebenarnya lebih suka yang lokal, tapi karena harganya sempat jatuh jadi tak ada yang menanam lagi," ujarnya.

Sidang yang dipimpin komisioner KPPU Sukarmi ini akan dilanjutkan bulan depan. Sebelumnya, dalam kasus ini investigator telah menyebut ada 22 terlapor yang terdiri dari Menteri Perdagangan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kepala Badan Karantina Pertanian, serta 19 perusahaan importir.
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2011. KOMPETISINEWS | INFO PERSAINGAN USAHA - All Rights Reserved
Developed by kuntoprastowo | Template by Maskolis
Proudly powered by Blogger