Temasek Masuk ke Matahari - KOMPETISINEWS | INFO PERSAINGAN USAHA

.


Home » , , , , » Temasek Masuk ke Matahari

Temasek Masuk ke Matahari

Written By Redaktur on Tuesday, April 16, 2013 | 1:57 AM

Temasek, BUMN Singapura, melebarkan tancapan gurita bisnisnya di Indonesia. Kini mereka masuk di Matahari.
Temasek masih menjadikan negeri ini sebagai lahan subur buat beternak duit. BUMN Singapura itu sebelumnya masuk ke Bank Permata dan Telkomsel. Kini ia merambah bisnis retail Indonesia.
Melalui Andersen Investments Pte Ltd, Temasek mengakuisisi 26,1% saham Matahari Putra Prima Tbk. Matahari Putra membawahkan Hypermart dan Matahari Department Store, jaringan retail terbesar di Indonesia. 

Selain itu, Matahari Putra menaungi 16 perusahaan lainnya yang bergerak di berbagai lini usaha, mulai keuangan, restoran, hingga hiburan. 

Temasek masuk ke Matahari Putra setelah merampungkan dan mengeksekusi exchangeable rights subscription agreement (ERSA) yang dikeluarkan Multipolar Tbk senilai US$ 300 juta atau sekitar 2,9 trilyun. 

Multipolar adalah anak usaha Lippo Group, yang sebelumnya memiliki 50,3% saham Matahari Putra. 

Exchangeable rights pada dasarnya merupakan surat utang yang memberikan hak kepada pembeli surat utang untuk dapat ditukarkan dengan saham seperti convertible bonds. 

Berbeda dari convertible bonds yang memberikan hak untuk membeli saham induk usaha, exchangeable rights memberikan hak untuk membeli saham anak usaha. 

Pasca-akuisisi, saham Multipolar di Matahari Putra berkurang menjadi 24,2%. Penurunan kepemilikan saham ini membuat kinerja keuangan Matahari Putra tak lagi terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan Multipolar, karena kepemilikannya tak lagi mayoritas atau di atas 50%. 

Selama ini, kontribusi Matahari Putra kepada Multipolar tergolong signifikan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal ketiga 2012, pendapatan Matahari mencapai Rp 7,97 trilyun. Ini setara dengan 87,3% pendapatan Multipolar yang Rp 9,13 trilyun. 

Direktur Utama Multipolar, Eddy Handoko, menyambut gembira selesainya transaksi dengan Temasek itu. Eddy optimistis atas pengembangan pasar retail fast-moving consumer goods Indonesia. 

Multipolar, kata dia, berkomitmen mendukung rencana strategis Matahari Putra dalam membangun dan melakukan ekspansi gerai-gerai Hypermart secara agresif di seluruh Indonesia. "Tujuannya, untuk menjadikan Hypermart sebagai operator gerai terkemuka di Indonesia," katanya. 

Saat ini, Matahari Putra mengelola 80 Hypermart di 50 kota di Indonesia. Adapun Matahari Department Store, anak usaha Matahari Putra, mengelola 122 gerai di seluruh Indonesia. 

Rencananya, Matahari Putra akan membuka 20 Hypermart setiap tahun dalam beberapa tahun ke depan. "Dengan Indonesia Timur sebagai fokus utama ekspansinya," kata Eddy Handoko. 

"Ini akan memfasilitasi tujuan Multipolar atas proses institusionalisasi dan memperkuat visi strategis Hypermart untuk meningkatkan posisinya dalam pasar modern food retail di Indonesia," ia menambahkan. 

Tak hanya masuk ke Matahari Putra, Temasek juga mengincar anak usaha Matahari Putra, yaitu Matahari Department Store. Mayoritas saham Matahari Department Store dimiliki Asia Color Company Limited, yang sepenuhnya dimiliki Meadow Asia Company Limited. 

Perusahaan ini adalah hasil patungan antara CVC Capital Partners dan Matahari Putra Prima. Kongsi CVC-Lippo itu menguasai 98,15% saham Matahari Department Store (lihat: Pemegang Saham Matahari Department Store). 

Belakangan, kongsi CVC-Lippo itu ingin menjual kepemilikan sahamnya di Matahari Department Store. Mereka menawarkan 40% saham senilai US$ 1,36 milyar. Inilah saham yang dibidik Temasek. 

Menurut Reuters, selain Temasek, sejumlah investor turut meramaikan persaingan, yakni American International Group (AIG), BlackRock, Fidelity Investments, Schroders, Goldman Sachs GS Investment Strategies, Och-Ziff Capital Management Group LLC, dan Azentus Capital Management Ltd. 

Sebelumnya, peretail Jepang, AEON, dikabarkan juga tertarik mengakuisisi saham Matahari Department Store. Namun harga yang ditawarkan CVC dinilai kemahalan. Untuk seluruh saham CVC-Lippo di Matahari, AEON menaksir nilainya hanya US$ 2,6 milyar, di bawah harga US$ 3,5 milyar yang dipasang CVC. 

Chief Business Development Officer and Director AEON, Masaaki Toyoshima, dalam e-mail kepada Bloomberg menulis bahwa dalam pertemuan pada 4 Februari 2013, pihaknya telah mengindikasikan tidak bisa memenuhi harga jual yang disodorkan CVC. 

Harga yang diajukan CVC setara dengan 15 kali perkiraan pendapatan sebelum bunga, depresiasi, dan penyusutan Matahari Department Store tahun 2013. 

Pada saat penjualan 40% saham Asia Color (CVC-Lippo) di Matahari Department Store belum terjadi, Multipolar malah mencuri start dengan membeli 24,9% saham Asia Color senilai Rp 883,4 milyar atau Rp 1.216 per lembar pada 8 Maret lalu.

Ini merupakan buah reorganization agreement antara Meadow Asia, Asia Color, dan Multipolar (Lippo). Sebagai bagian dari transaksi, Lippo mengembalikan 20% saham biasa, 20,7% saham preferen, dan 8,8 juta waran ke MAC, yang sebelumnya diserahkan ke Lippo sebagai bagian dari transaksi jual-beli Matahari Department Store ke CVC (lihat: Kongsi CVC-Lippo di Matahari). 

Agustini Hamid, analis saham dari PT Recapital Securities, menyatakan bahwa aksi Multipolar itu bertujuan menyederhanakan penyertaan perseroan di Matahari Department Store. 

"Setelah transaksi, Multipolar akan memegang langsung saham Matahari Department Store," katanya. Agustini menambahkan bahwa peluang bisnis retail masih terbuka lebar. Sehingga saham retail pun memiliki prospek yang bagus. (GATRA)
Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2011. KOMPETISINEWS | INFO PERSAINGAN USAHA - All Rights Reserved
Developed by kuntoprastowo | Template by Maskolis
Proudly powered by Blogger