 |
| Kenaikan harga bahan pokok diindikasikan karena ulah spekulan. |
Kenaikan harga bahan pokok yang ekstrem di berbagai daerah merupakan akibat dari ulah spekulan mengeruk keuntungan secara berlebihan.
Demikian pernyataan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam menanggapi tren lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan. Kenaikan harga paling mencolok, lanjut Hatta, terjadi pada komoditas cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Kini, harga antara produsen dan di pasaran berbeda jauh. Akan digelar rapat koordinasi membahas ini," kata Hatta.
Hatta melanjutkan, kenaikan harga itu berimbas pada perekonomian nasional. "Jangan sampai APBN tergerus oleh penyimpangan yang dapat merusak momentum pertumbuhan ekonomi."
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengakui minimnya pasokan cabai merah menjadi pemicu lonjakan harga komoditas tersebut di pasaran.
Misalnya, di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, biasanya masuk cabai merah 125 ton sehari. Kini, pasokannya hanya SQ-60 ton sehingga harganya meningkat dari Rp27 ribu menjadi Rp41 ribu per kilogram. Dia menjanjikan cabai merah impor dari China segera masuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara itu, bawang merah, lanjut Srie, sudah datang impor dari India sebanyak 28 ton dengan harga Rp28 ribu per kg. Itu lebih murah daripada harga bawang merah lokal, Rp42 ribu.
Menteri Pertanian Suswono pun mengakui kurangnya pasokan beberapa komoditas itu. Menurut Suswono, pihaknya akan mengevaluasi kenaikan harga di luar kewajaran itu.
"Kalau benar, Komisi Pengawas Persaingan Usaha harus turun tangan," ujar Suswono.
Sementara itu, di sejumlah daerah, harga cabai merah, bawang merah, dan daging sapi tidak kunjung nirun. Cabai merah diperdagangkan rata-rata Rp70 ribu per kg dan bawang merah sekitar Rp50 ribu/kg. Harga daging sapi bertahan di kisaran Rp95 ribu-Rpl20 ribu per kg.
Post a Comment