![]() |
| Tingkat suku bunga kredit masih melambung tinggi. Bank tidak efisien ataukah ada kartel? |
Kadin berharap pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dapat bersinergi untuk mengendalikan tingkat bunga pinjaman bank. Apalagi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendapatkan sinyal elemen bunga pinjaman bank yang tetap tinggi bersumber dari praktik kartel. "Sayangnya, sinyal elemen ini masih sulit dibuktikan," ujarnya.
Komisioner KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, perbankan harus bisa lebih efisien agar bisa menurunkan suku bunga kredit. Mereka harus bisa ekspansi tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Kebutuhan dana untuk ekspansi kerap menjadi alasan bank mengenakan bunga kredit yang tinggi. Menurut dia, bank di luar negeri, seperti Cina, juga tetap bisa melakukan ekspansi, tapi tetap memberikan bunga kredit yang rendah.
Bunga kredit yang rendah memang akan berdampak pada bunga deposito yang rendah dan ditakutkan akan membuat masyarakat enggan mendepositokan dananya ke bank. Namun, menurutnya, hal tersebut tidak tepat karena masyarakat Indonesia umumnya tidak memiliki pilihan lain untuk menabung selain di bank.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, BI telah mendorong perbankan untuk meningkatkan efisiensinya, terutama bagi usaha mikro kecil dan menengah. BI juga telah berupaya membuat persaingan suku bunga antarbank lebih terbuka melalui aturan informasi suku bunga dasar kredit (SBDK). Dengan adanya aturan tersebut, BI menargetkan variasi suku bunga antarbank lebih menyempit.
Namun, BI mendata masih banyak bank-bank umum yang memberlakukan margin bunga bersih (NIM) di atas lima persen. Bank-bank umum swasta nasional non devisa masih mencatat NIM rata-rata 8,84 persen, bahkan ada yang di atas 10 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, secara keseluruhan tren suku bunga pinjaman sudah menurun. Namun, kredit mikro masih tinggi karena beberapa alasan. Pemain di sektor mikro masih sedikit. Risikonya juga lebih tinggi karena kebanyakan nasabah mikro tidak memiliki jaminan. "Di negara manapun, makin kecil risiko kredit macet, bunganya semakin rendah," ujarnya.
Direktur Operasi dan Teknologi Bank Mega Joseph G Godong memprediksi akan terjadi pergeseran besaran suku bunga. Ini salah satunya karena BI mewajibkan bank menaikkan penyaluran kreditnya ke sektor usaha kecil menengah secara bertahap mulai tahun ini. Artinya, akan ada tambahan pasokan kredit di pasar dan harga akan turun, disusul penurunan NIM dan suku bunga.






Post a Comment