![]() |
| Bulog mulai intervensi pasar agar harga kedelai melandai. |
"Pasokan kedelai impor itu diharapkan tiba bulan depan, sehingga masyarakat khususnya produsen tahu tempe di daerah ini tidak lagi mengalami kesulitan bahan baku," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Bali Gede Rempiana di Denpasar, Senin (16/9).
Ia mengatakan pasokan kedelai dari Perum Bulog sehubungan badan usaha milik negara itu telah ditunjuk pemerintah untuk melakukan impor kedelai dengan harapan harganya tetap stabil.
Pasokan kedelai impor tahap pertama sebanyak 1.500 ton itu diperkirakan mencukupi kebutuhan di Bali selama 2,5 bulan, karena kebutuhan kacang kedelai selama ini brkisar 600 ton setiap bulan.
"Kebutuhan kedelai sebanyak itu sebelumnya telah dikordinasikan dengan Pengurus Koperasi Produsen Tempe dan Tahu (Kopti) Makmur Denpasar, sebagai lembaga yang mewadahi para produsen tahu dan tempe di daerah ini," ujar Rempiana.
Untuk itu, penyeluran kedelai akan dilakukan Perum Bulog Bali bekerja sama dengan Kopti Makmur Denpasar.
Ia menambahkan jika jumlah alokasi kedelai impor sebanyak 1.500 ton kurang mencukupi kebutuhan di Pulau Dewata, pihak Bulog Bali akan melakukan penambahan secara bertahap.
Dengan demikian kebutuhan kedelai bisa terpenuhi dengan baik sesuai dengan keperluan.
Kedelai impor tersebut akan dijual kepada anggota Kopti Makmur Denpasar maupun di pasaran dengan harga Rp8.490 per kg, sesuai intruksi Menteri Perindustrian maupun Menteri Perdagangan RI.
Dengan demikian diharapkan mampu menekan harga kedelai impor di pasaran. karena Perum Bulog sekarang bukan lagi merupakan satu-satunya yang mendapat izin untuk melakukan impor kedelai maupun bahan pangan lainnya.
Perum Bulog baru saja ditunjuk oleh pemerintah untuk menangani impor kedelai, sedangkan sejumlah importir lainnya sudah sejak lama.
"Mudah-mudahan dengan masuknya Bulog sebagai importir kedelai, mampu menstabilkan harga kedelai di pasaran," harap Gede Rempiana.






Post a Comment