KPPU selidiki adanya indikasi kartel di balik kenaikan harga bahan pokok. |
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencurigai ada praktik kartel di balik kenaikan harga kebutuhan pokok belakangan ini.
Sinyalemen itu disampaikan Wakil Ketua KPPU Saidah Sakwan dalam menanggapi melonjaknya harga pangan yang kian mencekik masyarakat.
Sinyalemen itu disampaikan Wakil Ketua KPPU Saidah Sakwan dalam menanggapi melonjaknya harga pangan yang kian mencekik masyarakat.
"KPPU akan menginvestigasi dugaan kartel di balik kenaikan harga daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan cabai rawit akhir-akhir ini," kata Saidah di Jakarta.
Kartel ialah aktivitas kelompok produsen independen yang hendak menetapkan harga untuk membatasi suplai dan kompetisi. Berdasarkan hukum antimonopoli, praktik itu dilarang di hampir semua negara.
KPPU, kata Saidah, mengamati tren kenaikan harga bahan pokok yang melampaui 5% jika dibandingkan dengan Juni lalu. Harga bahan pangan yang mendapat sorotan khusus dari KPPU ialah cabai rawit yang naik 63%, bawang merah naik 49%, daging ayam ras naik 19,5%, telur ayam ras naik 9,32%, dan harga daging sapi yang naik hingga 41%.
"Menurut pemerintah, ketersediaan komoditas pokok tersebut mencukupi. Wajar jika kami mencurigai ada kartel di balik itu." ujar Saidah.
Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia Anton Supit berdalih setiap tahun produksi karkas ayam (bagian tubuh ternak yang disembelih selain kepala, kulit, jeroan, kaki bawah, ekor, dan bulu) mencapai 2,l juta ton atau 180 ribu ton per bulan. Menjelang Lebaran kebutuhan itu naik menjadi 500 ribu ton.
"Kami tidak tahu jumlah ini cukup atau tidak, susah diduga. Setiap tahun memang naik 10%," ungkap Anton.
Namun, Anton menjamin harga ayam akan turun hingga stabil. "Saya yakin harga sudah turun Rpl.500 sampai mendekati Lebaran. Seminggu jelang Lebaran biasanya naik lagi, tetapi tidak setinggi sekarang."
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan harga daging ayam sudah turun Rpl.000-Rp2.000. "Begitu juga telur ayam."
Sebelumnya, seusai pengesahan UU tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Petani, Selasa (9/7), Menteri Pertanian Suswono mendesak KPPU turun ke lapangan untuk menyelisik ketidakwajaran dalam kenaikan harga pangan.
"Apakah harga naik karena penaikan harga BBM dan menjelang Ramadan? Kalau tidak wajar, KPPU harus turun tangan," tutur Suswono.
OPERASI PASAR
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyetujui Bulog mengimpor daging sapi asal Australia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Daging beku impor itu dipastikan masuk pekan depan. "Jumlahnya 800 ton," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Iwantoro.
Bulog mengimpor daging asal Australia sebanyak 2.800 ton untuk jenis karkas dan 200 ton untuk jenis fancy and variety meat. Impor daging itu semata-mata untuk memenuhi kebutuhan operasi pasar agar harganya kembali ke kisaran Rp70 ribu per kilogram.
Di sisi lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kementerian BUMN segera melakukan operasi pasar untuk memperlancar pasokan kebutuhan pokok.
KPPU, kata Saidah, mengamati tren kenaikan harga bahan pokok yang melampaui 5% jika dibandingkan dengan Juni lalu. Harga bahan pangan yang mendapat sorotan khusus dari KPPU ialah cabai rawit yang naik 63%, bawang merah naik 49%, daging ayam ras naik 19,5%, telur ayam ras naik 9,32%, dan harga daging sapi yang naik hingga 41%.
"Menurut pemerintah, ketersediaan komoditas pokok tersebut mencukupi. Wajar jika kami mencurigai ada kartel di balik itu." ujar Saidah.
Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Ketua Gabungan Perusahaan Perunggasan Indonesia Anton Supit berdalih setiap tahun produksi karkas ayam (bagian tubuh ternak yang disembelih selain kepala, kulit, jeroan, kaki bawah, ekor, dan bulu) mencapai 2,l juta ton atau 180 ribu ton per bulan. Menjelang Lebaran kebutuhan itu naik menjadi 500 ribu ton.
"Kami tidak tahu jumlah ini cukup atau tidak, susah diduga. Setiap tahun memang naik 10%," ungkap Anton.
Namun, Anton menjamin harga ayam akan turun hingga stabil. "Saya yakin harga sudah turun Rpl.500 sampai mendekati Lebaran. Seminggu jelang Lebaran biasanya naik lagi, tetapi tidak setinggi sekarang."
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan harga daging ayam sudah turun Rpl.000-Rp2.000. "Begitu juga telur ayam."
Sebelumnya, seusai pengesahan UU tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Petani, Selasa (9/7), Menteri Pertanian Suswono mendesak KPPU turun ke lapangan untuk menyelisik ketidakwajaran dalam kenaikan harga pangan.
"Apakah harga naik karena penaikan harga BBM dan menjelang Ramadan? Kalau tidak wajar, KPPU harus turun tangan," tutur Suswono.
OPERASI PASAR
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyetujui Bulog mengimpor daging sapi asal Australia melalui Bandara Soekarno-Hatta. Daging beku impor itu dipastikan masuk pekan depan. "Jumlahnya 800 ton," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Iwantoro.
Bulog mengimpor daging asal Australia sebanyak 2.800 ton untuk jenis karkas dan 200 ton untuk jenis fancy and variety meat. Impor daging itu semata-mata untuk memenuhi kebutuhan operasi pasar agar harganya kembali ke kisaran Rp70 ribu per kilogram.
Di sisi lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kementerian BUMN segera melakukan operasi pasar untuk memperlancar pasokan kebutuhan pokok.
"(SBY) sudah menginstruksikan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian berkoordinasi melancarkan suplai bahan pokok dan meminta Kementerian BUMN bersama-sama melakukan operasi pasar," kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah.
Post a Comment