Kementan mengungkapkan persediaan daging dan telur ayam mencukupi dan bahkan berlebih. |
Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa pasokan daging sapi, telur ayam, dan daging ayam ras mencukupi untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Syukur Iwantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan tugas untuk menjaga kestabilan produksi. "Saat ini stok itu cukup, malah berlebih," ujarnya.
Saat ini, Kementan masih mencari penyebab utama lonjakan harga. Meskipun sebenarnya perkara harga bukan merupakan kewenangan Kementan. Apalagi, lonjakan harga dinilai tidak menguntungkan petani dan peternak.
Saat ini, Kementan masih mencari penyebab utama lonjakan harga. Meskipun sebenarnya perkara harga bukan merupakan kewenangan Kementan. Apalagi, lonjakan harga dinilai tidak menguntungkan petani dan peternak.
Ketersediaan daging sapi lokal selama bulan Juli dan Agustus mencapai 79 ribu ton. Di tempat penggemukan sapi (feedloter), jumlah sapi yang siap dipotong mencapai 109 ribu atau setara dengan 21 ribu 800 ton daging. Bulog juga segera mendatangkan daging impor dengan total 3.000 ton untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan jumlah tersebut, kebutuhan saat Lebaran bisa dipenuhi walaupun diperkirakan permintaan meningkat hingga 50 persen.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono memastikan ketersediaan daging tercukupi hingga akhir tahun. Majunya jadwal pemasukan daging membuat pemerintah harus berhitung ulang dengan lebih cermat. Saat ini, diakui feedloter belum berani melepaskan daging secara intensif. Keluhan kekurangan daging menurutnya hanya terjadi di wilayah Jabodetabek. "Jadi dengan adanya kepastian di akhir tahun, saya kira sudah bisa untuk memenuhi pasar sekarang," ujarnya.
Sementara itu, produksi daging dan telur ayam juga lebih dari cukup. Data Kementan menunjukkan terdapat kelebihan dari jumlah telur dan daging ayam ras saat ini. Untuk pasokan di bulan Juli, diprediksi ada kelebihan daging ayam sebanyak 13.644 ton. Sedangkan di bulan Agustus, kelebihan daging ayam diperkirakan mencapai 12.694 ton.
Produksi berlebih juga terjadi untuk telur ayam ras. Berdasarkan selisih antara produksi dan kebutuhan, terdapat kelebihan sebesar 16.108 tontelur di bulan Juli. Sementara di bulan Agustus diprediksi ada kelebihan telur ayam sebesar 11.733 ton.
Dengan fakta tersebut, Mentan menilai ada kejanggalan terkait tingginya harga daging ayam. Berdasarkan penelusurannya ke pasar-pasar, kenaikan ini dipicu tingginya harga anak ayam (day old duck/DOC). DOC yang sebelumnya seharga Rp 4.000 per ekor, kini hargaya mencapai Rp 6.000 bahkan ada yang di atas Rp. 6.000. "Menurut saya, ini tidak pada tempatnya. Karena kan DOC ini hanya perusahaan tertentu yang menjual," ucapnya.
Untuk itu, Mentan berharap, pelaku usaha menjalankan etika bisnis dengan benar. Kementan pun terus memantau harga untuk kemudian mengevaluasi berapa tingkat kenaikan harga yang masih wajar. Apabila betul kenaikan harga akibat ulah segelintir pihak, Suswono meminta Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) untuk turun tangan mengatasi persoalan ini.
Kementan juga berencana mengundang para pebisnis untuk dimintai keterangan dan diskusi menanggapi tingginya harga daging ayam. "Kami harap harga tidak semakin menjadi-jadi, turun, dan terjangkau oleh masyarakat," ujarnya.
Post a Comment