Harga daging ayam dan sapi merangsek naik pada Ramadhan. Ditengarai ada kekuatan lain yg menjadi penyebabnya. |
Langkah pemerintah mengimpor daging sapi melalui Perum Bulog sepertinya belum mampu meredam gejolak harga daging sapi. Bahkan harga daging sapi masih merangsek naik menembus angka 100 ribu rupiah per kilogramnya.
Sejumlah pasar tradisional di Banten harga daging sapi sampai hari ini (23/7) masih tinggi berkisar 90-95 ribu rupiah per kilogram, padahal sebelumnya berkisar 70-75 kilogram. Sementara itu, di pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, harga daging sapi berkisar antara 120-125 ribu rupiah per kilogramnya. Kondisi ini bahkan sudah berlangsung mulai awal tahun 2013 ini ketika terjadi persoalan di impor daging sapi.
Hal serupa terjadi di Pasar Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah. Para pedagang bahkan enggan untuk berjualan daging sapi karena hargaya terasa sulit dikendalikan. Per kilogram daging sapi menembus 100 ribu rupiah per kilogramnya.
Selain harga daging sapi yang belum menunjukkan pergerakan turun, harga daging ayam pun menunjukkan gejala sama. Harga daging ayam di sejumlah pasar tersebut juga berkisar di 30-35 ribu rupiah per kilogramnya. Kondisi ini menyebabkan pasar sepi, karena masyarakat masih enggan untuk membeli daging sapi dan ayam meskipun bulan Ramadhan.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya senantiasa akan memantau perkembangan harga-harga bahan pokok, terutama Ramadhan hingga Lebaran nanti. Kenaikan harga bahan pokok kali ini ditengarai ada kartel bahan pokok yang bermain, sehingga lembaga amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat ini senantiasa mengawasi ada tidaknya kartel di balik kenaikan itu.
Komisioner KPPU Saidah Sakwan beberapa waktu lalu menegaskan bahwa pihaknya sedang menyelidiki dugaan adanya kartel di balik naiknya harga daging sapi. KPPU juga telah menurunkan tim pengawas untuk mencermati tata niaga pangan, dan mengungkap ada tidaknya kartel di sana.
Post a Comment