![]() |
| Kenaikan harga BBM disaat yg tidak tepat, dan mencederai rasa keadilan. |
Terdapat beberapa pelajaran menarik dari ketidakpastian dalam penentuan harga BBM. Pertama, begitu ada wacana akan ada kenaikan harga BBM, harga-harga barang terus menaik secara berarti. Begitu juga, sudah dapat diduga begitu harga BBM menaik, maka harga akan menaik kembali. Keadaaan ini berarti bahwa BBM merupakan komoditas yang strategis dalam masyarakat, sehingga sebenarnya diperlukan kepastian dalam pengambilan keputusan.
Pelajaran kedua, dan ini yang terpenting, yaitu seorang pemimpin memang harus tegas dan berkeadilan dalam mengambil keputusan. Makna keadilan demikian pentingnya dalam hal ini, yaitu membela kepentingan rakyat kebanyakan, bukan membela kepentingan pribadi maupun golongannya.
Dalam kasus rencana kenaikan harga BBM kali ini bisa ditanyakan, apa momennya tepat dan apa tidak ada cara lain tidak menaikkan harga BBM? Meski dengan harga BBM Premium dan solar yang sebesar Rp 4.500 masih menimbulkan perdebatan sebenarnya pemerintah mensubsidi atau tidak, akan tetapi momennya tidak tepat. Kedekatan dengan datangnya bulan suci Ramadhan, maka kenaikan harga BBM akan memacu kenaikan inflasi yang demikian besar.
Kesenjangan pembagian pendapatan yang akhir-akhir ini mengalami kenaikan, dapat ditunjukkan oleh menaiknya angka Gini Rasio. Indeks Gini pada tahun 2010 tercatat sebesar 0,38, sementara pada bulan Maret 2011 naik menjadi 0,41. Diduga, dengan kebijakan menaikkan harga BBM, maka ketimpangan distribusi pendapatan makin membesar, yang berarti jumlah kemiskinan dan pengangguran akan menaik kembali.
Parahnya lagi, kenaikan harga BBM dilakukan dekat dengan pemilu yang akan digelar tahun 2014. Meski efektivitas penyaluran dana kompensasi masih menjadi tanda tanya besar, akan tetapi aspek pencitraaan diri rasanya tidak dapat terhindarkan.
Pelajaran ketiga, terkait dengan sistem ekonomi Indonesia yang sudah demikian bebasnya. Keadaan ini dapat ditunjukkan oleh baru ada isu saja kenaikan harga BBM, kebanyakan harga barang sudah menaik. Kejadian ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia diatur oleh segelintir pelaku pasar, yang kekuatannya demikian besar.
Pelajaran kempat, tingkat kepercayaan (trust) antarpihak dalam masyarakat sangat rendah. Tingkat kepercayaan sebagai unsur yang penting dalam modal sosial begitu mengkhawatirkan di Indonesia, hal ini terkait dengan isu tingginya tingkat korupsi dalam masyarakat. Korupsi yang terkuak akhir-akhir ini dilakukan oleh para petinggi, sebenarnya menyebabkan rusaknya sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Almarhum Bung Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia pertama sebelum wafat mengkhawatirkan korupsi sudah menjadi budaya di negeri ini. Kalau dulu korupsi hanya dilakukan secara masif oleh pihak eksekutif, akan tetapi akhir-akhir ini sudah mewabah ke mana-mana.
Keteladanan Pemimpin
Sebenarnya, problem BBM yang terjadi pada medio sekarang ini sepertinya kasus gunung es yang kelihatannya sedikit di permukaan, sebenarnya di dalamnya terdapat problem yang pelik dan perlu penanganan dengan segera. Kuncinya di mana-mana terletak pada para pemimpinnya, yang di Indonesia pernah dikatakan telah terjadi mismanagement dalam pengelolaan negara.
Sebagai bangsa yang besar dan religius semestinya dapat belajar dari teladan umat Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW. Para pemimpin dapat becermin kepada perilaku Nabi Muhammad SAW, yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatanah. Sidik kurang lebih berarti benar dalam perkataan dan perbuatannya, amanah benar-benar dapat dipercaya, tablig berarti menyampaikan segala perintah Allah dan fatanah berarti cerdas.
Para pemimpin khususnya memang harus kembali melihat apakah yang dilakukan sekarang ini benar-benar untuk kepentingan rakyat banyak, atau kepentingan lainnya? Para pemimpin semestinya takut akan kehidupan akhirat yang kekal, bukan kepentingan dunia yang sering menyesatkan.
Penguatan hukum demikian pentingnya, karena kita dapat belajar dari Cina yang dalam beberapa waktu lalu korupsi begitu tingginya, akan tetapi dengan penerapan hukum yang konsisten dan berkeadilan, sekarang menjadi negara yang maju dan korupsi menurun drastis. Hukum di Indonesia dapat diterapkan secara benar dalam semua bidang termasuk dalam bidang perminyakan.
Ekonomi Indonesia yang demikian bebas terlebih sering diatur oleh segelintir orang tidak dapat dibiarkan. Kenaikan harga-harga yang begitu merugikan rakyat banyak seiring dengan kasus naiknya harga minyak sebenarnya momen yang sering dimanfaatkan oleh para spekulan, seperti juga kasus daging impor dan bawang merah yang begitu merugikan.
Penguatan hukum lagi-lagi menjadi begitu dominannya, seperti penguatan lembaga Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), yang sebenarnya dapat bekerja sama dengan lembaga penegak hukum lainnya. Kerja sama ini penting supaya di Indonesia dapat terjadi persaingan usaha yang sehat, dijauhkan dari praktik mafia ekonomi.
Tetapi, yang tidak boleh dilupakan dalam kasus BBM adalah perlu dicarinya energi alternatif, karena bukan saja di Indonesia, akan tetapi di dunia cadangan BBM sudah menipis. Tanpa keteladanan kepemimpinan, bukan hanya masalah BBM dan alternatif penggantinya yang tidak dapat dicari pemecahannya secara baik, akan tetapi kelangsungan kehidupan dan berbangsa sebenarnya berada dalam kondisi yang memprihatinkan.






Post a Comment